
KARAWANG, (MK).- Terkait isi pemberitaan yang berjudul “Mengungkap Kehidupan Napi di Lapas Warung Bambu” Karawang, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) H. Wahidin, membantah dan mengaku tidak pernah mendengar adanya masalah tersebut.
Seperti yang diberitakan dalam edisi lalu dari pengakuan para mantan napi yang pernah mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA “Warung Bambu” Karawang. Disana segala kebutuhan napi dapat terpenuhi asalkan ada uang, termasuk kebutuhan biologis. Semuanya bisa diatur. Semua fasilitas tersedia, tinggal tergantung kemampuan para napi. Untuk kamar misalnya apabila ingin mendapatkan kamar yang nyaman, napi tinggal pesan dan itu tersedia dengan harga sewa yang sudah ditentukan, ada yang murah dan ada juga yang mahal.
Hal itu dianggapnya fitnah dan itu tidak benar. “Mungkin itu terjadi dalam kehidupan para napi, akan tetapi kami tidak mengetahui dan itu luput dari pengetahuan dan pengawsan.” Demikian dikatakan Kalapas, kepada “SJB” beberapa waktu lalu dikantornya.
Ditambahkan Wahidin, lemahnya pengawasan, karena dari 912 penghuni Lapas yang ada, tidak cukup diawasi oleh tenaga yang sangat terbatas, sementara sarana camera CCTV yang ada di Lapas ini sudah lama tidak berfungsi. Sehingga kami tidak dapat mengawasi gerak gerik para napi dalam kesehariannya.
Lanjut Wahidin, terkait kebutuhan biologis para napi, itu diatur dalam ketentuan cuti untuk mengunjungi keluarga, “saya jamin didalam Lapas tidak ada tempat untuk memenuhi kebutuhan itu,” tegasnya.
Ditegaskan oleh Wahidin, terkait Pembebasan Bersyarat (PB), semua biaya yang berkaitan dengan itu semuanya ditanggung pemerintah. Kalaupun ada yang mengeluarkan uang, hal itu bukan berarti untuk membayar atau persyaratan yang wajib. Mungkin hal itu mereka lakukan untuk hanya sebatas memberikan tanda terimakasih kepada pihak yang membantu mengurus. “Pada dasarnya semuanya kembali kepada para napi, yang jelas hal tersebut sudah ditanggung oleh pemerintah,” tandasnya.
Dijelaskan Wahidin, kehidupan napi di Lapas ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Lapas di daerah lain. Selain sarana ibadah untuk para napi yang beragama islam didalam juga sudah disediakan sarana ibadah untuk agama non muslim.
Dalam kesempatan tersebut, “SJB” diajak berkeliling melihat langsung kehidupan para napi di dalam Lapas. Dalam kesehariaannya para napi juga bisa melakukan kegiatan seperti beternak lele, bertani, memanam sayuran dan juga kegiatan lain seperti membuat furniture. Untuk napi yang mengalami sakit Lapas juga menyediakan sarana kesehatan yang dilengkapi sarana rawat inap yang cukup memadai. (*)