KARAWANG, (MK).- Sebanyak lima rumah milik warga Dusun Babatong, Desa Sukaharja, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, rusak akibat tanah di daerah yang berjarak 30-40 meter dari bibir sungai Citarum itu amblas.
"Rumah yang rusak paling parah itu rumah saya, padahal baru selesai dibangun sekitar sebulan lalu," kata Kamir, warga RT 01/RW 04 Dusun Babatong, Desa Sukaharja, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang.
Ia mengaku dinding-dinding rumahnya terbelah hingga 50-60 centimeter akibat kejadian tanah amblas tersebut.
Padahal sehari sebelumnya, dinding rumahnya hanya mengalami retak-retak.
Selain dinding yang terbelah. Bagian atap dan pondasi rumah milik Kamir itu juga rusak akibat kejadian tanah amblas tersebut.
"Saat saya tidur pada Rabu (12/1) malam, terdengar suara keretek-keretek. Tetapi pada Kamis pagi, dinding-dinding rumah saya sudah terbelah sedikit, dan sampai Kamis sore ini belahan dinding itu sangat lebar," kata Kamir.
Akibat kejadian itu, ia langsung mengamankan sejumlah perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih aman, yakni ruang tamu yang dindingnya tidak terbelah akibat tanah amblas.
Korban kejadian tanah amblas lainnya, Affandi, mengaku pondasi rumahnya menurun hingga beberapa centimeter ke dalam tanah akibat kejadian tanah amblas.
"Saya langsung menurunkan semua genteng rumah dan menunjang rumah saya dengan bambu ukuran besar, agar tidak roboh," katanya.
Ia mengaku baru pertama kali mengalami kejadian tanah amblas hingga mengakibatkan tanah retak, dinding rumah terbelah, pondasi rumah rusak dan hancur. Padahal, dirinya sudah tinggal di daerah yang berjarak 30-40 meter dari bibir sungai Citarum sejak 1981.
Ia menduga, tanah amblas terjadi akibat kondisi air sungai Citarum yang tidak normal, yakni naik dan turun ketinggian airnya. Kondisi tanah amblas setelah air sungai Citarum mendadak surut.
Informasi yang dihimpun MK, rumah-rumah yang rusak akibat kejadian tanah amblas itu merupakan milik Affandi, Kamir, Iwan, Amud, dan Entah.
Akibat kejadian itu, para korban tanah amblas mengaku takut tinggal di rumahnya, karena hingga Kamis sore, masih terjadi tanah amblas tersebut sedikit demi sedikit. Sehingga, mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti tinggal sementara di tetangganya atau di rumah saudaranya. (*)