Kamis, 18 Februari 2010

Keberadaan Motor Pintar Hanya Pajangan

PEDES, (MK).- Keberadaan “Motor Pintar” di UPTD. TK/SD Pedidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dibeberapa kecamatan, dinilai tidak banyak membawa manfaat. Pasalnya keberadaan Motor Pintar tersebut hanya sebagai pajangan. Salah satunya di Kecamatan Pedes. Hal itu dikatakan oleh aktivis pemerhati pendidikan di kabupaten karawang.

Terkait hal tersebut Kepala UPTD. TK/SD Disdikpora Kecamatan Pedes, Sugiadi, Spd, mengatakan, pengoperasian motor pintar sudah didelegasikan kepada petugas yang sudah ditunjuk. Ia juga membenarkan kalau motor tersebut hanya menjadi pajangan dikantornya.

Kata Sugiadi, “Kami sudah berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sejauh ini kewajiban saya sebagai kepala UPTD sudah dilakukan sesuai dengan petunjuk dan prosedur yang semestinya. Namun terkadang apa yang menjadi keputusan tidak diikuti oleh perangkat yang ada. Salah satunya petugas yang berkewajiban mengoperasikan motor pintar,” ujarnya.

Acam Mawardi, yang mengaku baru sepekan menjabat sebagai PLS di kantor tersebut, menjelaskan, sampai dengan hari ini ia mengaku belum menerima kunci dan dokumen yang seharusnya sudah diterimanya sejak dirinya menjabat. “Semuanya masih ada di petugas yang lama dan belum diserah terimakan kepada saya,” jelasnya.

Berbeda dengan motor pintar yang ada di UPTD. TK/SD Disdikpora Kecamatan Cilebar, berdasarkan hasil pemantauan dimasyarakat. Keberadaan motor pintar sangat dirasakan manfaatnya oleh siswa dan masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

Motor Pintar sangat membantu masyarakat dan anak-anak sekolah untuk menambah ilmu pengetahuan, “Dengan adanya Motor Pintar, kebutuhan masyarakat terhadap informasi dapat terpenuhi, hal in sangat positif buat kehidupan masyarakat untuk membudayakan gemar membaca,” tutur salah satu warga.

Operator motor pintar, Entoh, mengaku cukup menikmati tugas yang diembannya. Menurutnya tugas ini melengkapi kewajibannya sebagai PLS di kecamatan tersebut. Dan ia merasa nyaman dan senang mengoperasikan kendaraan tersebut, istilah yang dia ungkapkan dalam melakukan tugasnya sebagai PLS, “Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui,” katanya.

Dijelaskan Entoh, “Dengan motor ini saya selain melaksanakan tugas pokok sebagai PLS juga bisa sekaligus melakukan keliling dan menemui masyarakat yang membutuhkan tambahan informasi yang bias diperoleh dari motor pintar,” tuturnya.

Menurut Entoh, keberadaan Motor Pintar cukup efektif, karena dilengkapi kebutuhan masyarakat, diantaranya buku-buku dan fasilitas kebutuhan anak dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi, tinggal bagaimana memanfaatkannya, tambahnya. (*)