Senin, 31 Januari 2011

Jabar Optimalkan Peran Balai Pengembangan Benih Hortikultura

Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman (BPBHAT) Jabar di Pasir Banteng, Kabupaten Sumedang, dioptimalkan untuk menghasilkan rekayasa berbagai jenis tanaman untuk meningkatkan produktivitas sektor hortikultura di provinsi itu.

"Hasil penangkaran dan rekayasa tanaman dari balai ini akan disebarluaskan kepada masyarakat umum guna mendorong budaya menanam di Jabar," kata Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan di sela-sela kunjungannya ke BPBHAT Pasir Bentang, Sumedang, Kamis.

Gubernur mengimbau masyarakat untuk kembali menggalakan gerakan menanam di pekarangan seperti warung hidup dan apotik hidup untuk mencukupi kebutuhan keluarga masing-masing.

Ia mengaku prihatin karena budaya masyarakat khususnya di perdesaan untuk menanam warung hidup dan apotik hidup terus mengendur. Akibatnya mereka tergantung kepada produk-produk hortikultura dari daerah lain atau memperolehnya dengan cara membeli di pasar.

Padahal, bila masyarakat minimal menanam sayur mayur dan lalap bisa melakukan penghematan dan bisa mencukupi sendiri kebutuhan sayur-mayurnya.

Hal sama juga dengan apotik hidup, bisa menggalakan kembali obat-obatan dari tanaman untuk penyembuhan penyakit ringan seperti sakit perut, batuk, filek, panas serta lainnya tanpa tergantung kepada obat-obatan pabrik.

"BPBHAT berkewajiban menghasilkan bibit unggul agar masyarakat bisa mendapatkan bibit tanaman yang bisa menguntungkan mereka," kata gubernur.

Pada kunjungannya di Sumedang itu, gubernur juga berkesempatan melakukan praktik menyilangkan anggrek bulan dengan Phalaenopsis Anabilis. Bahkan secara spontan gubernur menamai hasil persilangan anggrek itu dengan nama Phalaenipsis NettyHer yang diambil dari nama istrinya Netty Heryawan.

Meski sudah mendapatkan nama baru, namun berhasil atau tidaknya persilangan oleh Gubernur Jabar itu baru diketahui empat bulan ke depan. (*)