Senin, 31 Januari 2011

Tenaga Kerja yang Siap Bekerja

MEMBICARAKAN mengenai tenaga kerja, tidak akan ada habisnya. Banyaknya pengangguran seringkali menjadi masalah pada perekonomian. Banyaknya pengangguran, berarti produktivitas menurun dan menurunnya pendapatan masyarakat. Situasi ini seringkali dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial dan akhirnya mengganggu pertumbuhan, pembangunan dan pemerataan ekonomi.

Berdasarkan hasil survey BPS, Angkatan Kerja Nasional yang diolah Pusdatinakerhingga Februari 2010 jumlah pengangguran terbuka di Jawa Barat mencapai jumlah 2.031.550 orang.

Dari jumlah tersebut 123.938 diantaranya merupakan pengangguran terdidik dengan pendikan sarjana. Padahal seorang sarjana seharusnya mempunyai kemampuan dan pikiran yang lebih dibandingkan dengan yang bukan sarjana. Seorang sarjana harus mampu berpikir kreatif dan inovatif. Sarjana seharusnya menjadi pelopor atau pembuka lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan. Namun tidak semua sarjana memiliki pikiran dan kualifikasi seperti itu. Seorang kualifikasi sarjana sebaiknya bukan pencari kerja, tetapi pencipta lapangan pekerjaan.

Mengapa mereka lebih senang mencari kerja bukan menciptakan pekerjaan ? Jawabnya, karena kualitas individu itu sendiri. Kualitas indvidu tidak disiapkan untuk terjun langsung ke dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja. Materi pendidikan yang diajarkan di perguruan tinggi kurang menunjang terhadap penciptaan pekerjaan. Materi yang diajarkan terlalu teoritis dan ilmiah, seharusnya dibuat lebih praktis dan memenuhi kebutuhan pasar.

Selain itu, yang harus diperhatikan lagi adalah kemampuan dari para sarjana. Banyaknya pengangguran karena kualifikasi pelamar tidak sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan. Seperti kemampuan bahasa asing terutama Bahasa Inggris yang kurang, kemampuan mengoperasikan komputer dan juga kemampuan akutansi.

Dari berbagai even job fair diperoleh data bahwa kesempatan kerja sebenarnya cukup banyak. Namun pelamar yang memasukan kualifikasi pendidikan dan skill yang dimiliki banyak yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang diminta perusahaan. Akhirnya, banyak yang ditolak atau tidak lulus tes.

Kemudian bagi tenaga sarjana, umumnya tidak menyukai pekerjaan sebagai marketing atau sales. Pekerjaan ini tidak disukainya mengingat pekerjaannya di lapangan. Umumnya, mereka ingin kerja kantoran. Padahal, untuk mematangkan diri terutama menyesuaikan dengan kondisi kerja, profesi salespun sungguh mulia, karena didalamnya ada proses jual beli, proses saling mempengaruhi atau komunikasi dan sekaligus mempraktekan teori promosi melalui tatap muka.

Pemerintah telah menyiapkan iklim yang positif bagi mereka yang ingin berusaha atau membuka lapangan pekerjaan. Upaya pemerintah itu terlihat dari disediakannya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2009 plafon KUR hanya Rp 5 juta. Ditahun 2010 dan seteryusnya, konon menjadi Rp 20 juta. Peminjam tidak wajib menyertakan anggunan. Cukup kelayakan usahanya. Artinya, usahanya yang berprospek baik dan ada kesanggupan mengembalikan. Bidang perijinan semakin dipermudah dan biayanya dipermurah. Semua itu untuk mendukung penciptaan lapangan kerja atau usaha baru.

Harus disadari sekali lagi, disamping usaha pemerintah menyediakan lapangan kerja, sebaiknya para calon tenaga kerja lebih menyiapkan diri dan menambah kualitas diri mereka agar dapat lebih mudah memenuhi kualifikasi yang diinginkan oleh perusahaan. Seperti kemampuan berbahasa minimal lancar berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan, selain itu kemampuan komputer yang lebih juga diperlukan dalam era teknologi seperti sekarang ini. Jadi para calon tenaga kerja tidak hanya mengandalkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah, namun juga memiliki berbagai kelebihan lain yang bisa menunjang pekerjaan nantinya.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berhasil menyalurkan tenaga kerja lewat Program Satu juta kesempatan kerja. Hal demikian secara politis telah dilaunching oleh Gubernur pada Tanggal 26 Oktober 2010 di Lapangan Gasibu dan disaksikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmgrasi. Telah terdaftar 1 juta kesempatan kerja dengan data by name (nama), by addres (alamat), by job (jenis pekerjaan), by company (perusahaan penerima). Pencapaian 1 juta ksempatan kerja itu, sebagai salah satu upaya untuk menekan angka pengangguran. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun melakukan berbagai upaya pelatihan keterampilan terutama bagi kaum perempuan. Diharapkan berbagai pelatihan tersebut dapat dijadikan sebagai bekal untuk membuka lapangan usaha yang berdampak pada pencptaan lapangan pekerjaan yang baru.

Dengan adanya satu juta kesempatan kerja itu, Pemerintah telah berhasil memenuhi targetnya. Sebanyak 1.063.213 orang telah tersalurkan sebagai tenaga kerja baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Yang dicapai Pemerintah itu perlu diacungkan jempol. Namun kita sangat berharap lagi mengingat ditahun sekarang dan mendatang masih ada jutaan tenaga kerja lagi yang menunggu termasuk tenaga terdidik setingkat sarjana. Untuk hal inipun Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berkeinginan mencapai 1 juta kesempatan kerja lagi di akhir masa jabatannya. Namun menurutnya, syarat-syaratnya harus terpenuhi, misalnya, kondisi keamanan terpelihara, pertumbuhan ekonomi yang baik, inflasi yang cukup, kreatifitas dan terutama kinerja aparatur pemerintah yang tinggi serta seluruh pimpinan daerah menunjang dan responsif.

Atas keinginan yang mulia dari Gubernur itu, wajib kita mendukungnya. Bagi tenaga kerja yang belum bekerja, maka harus menyiapkan diri. Menyiapkan kemampuan praktis dan skillnya. Menyiapkan mental untuk berkompetisi dengan para saingannya. Mengasah kemampuan bahasanya dan jangan lupa berdo’a agar diberikan jalan yang baik. “barang siapa yang kuat keinginannya, maka akan lebih besar kesempatan memperoleh tujuannya”.

Kita harus optimis menyongsong kedepan. Untuk mencapai kemajuan itu diperlukan perjuangan, kesabaran dan do’a. Mudah-mudahan.


Sumber : Dari berbagai sumber
Penulis : Chintia-Fikom Unpad